RUMAH SAINS ILMA

Jalan TPU Parakan No. 148
Pamulang - Tangerang Selatan
Banten
Telp. 021-32042545


- akan tiba saatnya berpikir ilmiah menjadi budaya bangsa ini

Petuah Minggu Ini :

"Obat penawar terbaik dari segala jenis kegagalan adalah : coba lagi"

- tak ingat, siapa yang pertama kali menyampaikan petuah ini

Jumat, 04 Desember 2009

Para Guru Honorer Itu...

Para guru honorer itu menerima honor hanya 300 ribu rupiah per bulan. Bahkan ada yang cuma 150 ribu rupiah. Tapi kulihat betul kesungguhan dalam diri mereka. Ketika mengikuti pelatihan sains bersamaku dan kawanku Mas Agung Wibowo tampak sungguh semangat mereka. Hari ini (4 Des 2009) dan besok (5 Des 2009) mereka masih akan bersama mas Agung. Hari minggu lusa (6 Des) kembali bersamaku. Untuk kemudian setiap 2 minggu akan bersamaku bermain sains dengan banyak tema. Insya Allah akan ada 10 pertemuan secara keseluruhan. Kegiatan ini berhasil diselenggarakan karena kegesitan kawanku yang lain, Kang Sopyan, yang jago betul mencari dana.
Bagaimana mereka bisa bertahan dengan uang sejumlah itu untuk hidup sebulan di wilayah yang sejengkal saja dari Jakarta? Mungkin itulah bagian dari keajaiban Allah yang memang tak ada habis-habisnya.
Kupikir, berdosa sungguh diriku jika tak berbuat sesuatu. Singkat cerita, muncullah gagasan untuk mengambil sebagian hasil penjualan produk ilma dan royalty buku-bukuku untuk memulai sebuah gerakan ekonomi yang mudah-mudahan bisa membantu para guru itu. Pada saat yang sama terbayang pula anak-anak di banyak sekolah miskin yang bahkan untuk beaya fotokopipun seringkali gelagapan. Sekalian saja dana yang terkumpul (yang mudah-mudahan banyak) sebagian disalurkan untuk kegiatan sekolah mereka. Lalu terbayang pula keinginan kami yang sudah mengendap lama agar pembelajaran sains di seluruh Indonesia menjadi asyik dan menyenangkan. Salah satu cara paling efektif ialah dengan pelatihan guru. Karena aku terlibat dalam pembentukan klub guru Indonesia, pada awal-awalnya, maka melalui lembaga inilah pelatihan-pelatihan itu akan diadakan. Inilah ikhtiar. Soal hasil, terpulang kepada Ia Yang Maha Segalanya.

Model Gunung Berapi

Baru-baru ini ilma, dibantu perajin keramik dari Yogya, meluncurkan kit sains berupa model gunung berapi untuk eksperimen sains. Beratnya 72 g, tinggi 5 cm, dan lebar 5.5 cm. Harga per satuan Rp 7000. jika berminat hubungi saya atau Dony di di 021-70955693 atau 0811855693, email : dony_marpaung@yahoo.com. Dari setiap unit yang terjual akan diambil seribu rupiah untuk didonasikan kepada salah satu lembaga/kegiatan sebagai berikut :

1. gerakan kegiatan ekonomi para guru honorer yang saat ini akan dimulai dari guru di kecamatan kemang kabupaten Bogor
2. kegiatan sains di sekolah-sekolah dengan kemampuan finansial yang amat terbatas
3. pelatihan guru melalui klub guru indonesia

sesudah ini akan disusul pula oleh produk-produk ilma yang lain, termasuk royalty dari buku-buku karya saya. baru setakat ini yang bisa kami lakukan. semoga pendidikan kita menjadi lebih baik

Kit Sains Yang Mahal Harganya

Kit sains untuk SD itu, kulihat, berada dalam sebuah kotak. Ada timbangan, erlenmeyer, gelas kimia, magnet, beberapa katrol, dan lain-lain. Ia dibawa ke ruang pelatihan sains oleh guru peserta pelatihan. Ketika ditanya ada berapa kit seperti itu di sekolah, cuma satu jawabnya. Satu kit dipakai untuk puluhan anak?
Kawan saya bilang, 1 kotak kit itu berharga sekitar 2 juta. Ah, pantas saja sekolah itu hanya punya satu. Padahal, kit sains tak perlu semahal itu, dan tentu saja tak perlu "secantik" itu. Soal pengukuran volum, misalkan, tak perlulah anak SD menggunakan gelas ukur. Jauh lebih baik menggunakan bahan sehari-hari seperti tabung bekas film, bekas obat puyer, gelas plastik bekas, dan lain-lainnya. Katrol, misalkan, bisa dibuat dengan menggabungkan 2 tutup bekas minuman berkarbonasi (soft drink). Timbangan berat juga bisa dibuat dari bahan-bahan yang sangat sederhana. Uji zat pati pada bahan makanan, tak perlulah menggunakan lugol. Cukup menggunakan obat luka yang mengandung iodium. Hampir semua kit bisa diganti dengan bahan sehari-hari.
Jika harganya murah, maka kit bisa disediakan untuk semua anak. Itu artinya semua anak mendapatkan kesempatan mengalami langsung kegiatan praktek sains, mengalami langsung apa yang disebut kerja ilmiah. Inilah yang terus menerus kami kampanyekan ke sekolah-sekolah dan ke komunitas-komunitas pembelajaran. Kami yang saya maksud adalah ilma yang saya dirikan sejak 2003, lembaga-lembaga serupa ilma yang ada di banyak kota seperti Jakarta, Bandung, Malang, Jogja, Pekanbaru, Pontianak dan lain-lain, sejumlah sekolah di banyak kota yang sudah menerapkan konsep bermain sains dengan alat dan bahan sederhana yang kemudian berbagi pengalaman dengan sekolah di sekitarnya, teman-teman di homeschooling dan banyak lagi.
Akan tetapi, jangkauan mungkin akan menjadi lebih cepat meluas jika melalui dinas pendidikan. Sayangnya, kami belum menemukan jalan. Tak mengapa, perjuangan akan terus berlanjut. Suatu saat nanti berpikir ilmiah akan menjadi budaya bangsa ini. Insya Allah.

Rabu, 02 Desember 2009

Lompat Kata


Iseng-iseng saya menemukan sebuah permainan baru, sebut saja namanya "Lompat Kata". Sebenarnya ini bukan merupakan ide yang sangat baru, melainkan pengembangan dari permainan yang sudah ada sebelumnya. Tantangan dari permainan ini adalah mengubah satu kata menjadi serangkaian kata dengan kategori tertentu (misalkan nama hewan). Syaratnya adalah kata awal tadi perlu diubah menjadi kata lain (yang dikenal dalam Bahasa Indonesia) dengan cara mengganti salah satu hurufnya, tetapi tidak disertai dengan mengubah urutannya. Agar lebih jelas bisa lihat contoh gambar yang saya lampirkan.


Permainan ini bisa "dilombakan". Pemenangnya adalah yang paling banyak berhasil menemukan kata sesuai dengan kategori yang ditetapkan. Dalam contoh yang saya lampirkan adalah nama hewan. Permainan ini bisa dimainkan secara manual atau dengan menggunakan software XMIND (mind mapping) yang bisa diunduh secara gratis di http://www.xmind.net/downloads/

Mudah-mudahan permainan ini bisa menjadi senam otak yang menyehatkan dan menjadikan anak-anak kita lebih kreatif.

Rabu, 17 Juni 2009

Adventurer, Discoverer dan Forerunner

Ini adalah 3 buku terbaru dari saya dan tim pengembangan rumah sains ilma, yang merupakan bagian dari total 12 buku kegiatan sains untuk SD. 9 buku lagi akan diterbitkan secara bertahap

Adventurer 1 adalah buku kegiatan sains untuk siswa kelas 1-2 SD semester 1
Discoverer 1 adalah buku kegiatan sains untuk siswa kelas 3-4 SD semester 1
Forerunner 1 adalah buku kegiatan sains untuk siswa kelas 5-6 SD semester 1

Setiap buku terdiri dari 18 kegiatan, dengan rincian :
13 kegiatan berupa eksperimen sains
1 kegiatan berupa pembuatan peraga/mainan sains
1 kegiatan berupa pemecahan masalah
1 kegiatan berupa proyek sains dan
2 kegiatan bonus untuk eksperimen di rumah

Buku-buku ini kami harapkan dapat menjadi buku kegiatan bagi program ekskul sains , sehingga sekolah dapat melaksanakan kegiatan ekskul sains dengan menggunakan sumber daya internal. Dengan cara ini diharapkan ekskul sains dapat menjadi lebih murah lagi, sehingga terjangkau oleh lebih banyak anak.

Selain buku, terdapat pula program dukungan seperti pelatihan untuk guru, dan penyediaan kit eksperimen. Untuk informasi yang lebih mendalam, mohon hubungi nomor ilma : 32042545 atau 74631039

Bagi yang memerlukan sampel halaman untuk mempelajari isi buku-buku ini secara lebih mendalam, mohon agar mengirimkan email ke saya : bang_muzi@yahoo.com.au atau muzi@cakrawala-ilma.com, atau kakmuzi@gmail.com.

Bagi yang tertarik untuk memasarkan buku-buku tersebut sila hubungi salah satu email tadi. Untuk informasi harga sebelum diskon, Rp 20,000/buku.

Semoga kita semakin dekat kepada Indonesia yang memiliki budaya berpikir ilmiah, kreatif dan inovatif.

Botol Bocor

SEBELUM BERAKSI

Siapkan botol plastik bekas obat kumur. Buatlah 2 lubang pada dindingnya. Lubang pertama sekitar 1 sentimeter dari bawah. Ukurannya sebesar paku. Kaubisa minta tolong orang dewasa untuk membuat lubang ini dengan menggunakan paku yang dipanaskan. Lubang kedua seukuran jarum. Berada sekitar 2 sentimeter dari atas.
Masukkan botol ke dalam ember atau bak berisi air. Selagi botol berada di dalam air, pasang tutupnya. Keluarkan botol dari ember atau bak. Air akan keluar dari lubang besar di bawah. Tetapi jika lubang kecil kaututup dengan jarimu, air berhenti mengalir.

SAAT BERAKSI

Kau sudah tahu rahasianya. Jadi, datangi temanmu sambil membawa botol yang sudah kaupersiapkan. Ingat, jarimu harus menutupi lubang kecil. Katakan padanya, kaupunya botol ajaib. Tunjukkan botol itu mempunyai lubang di dindingnya, tapi ajaib air tidak keluar dari lubang itu.
Minta temanmu untuk memegang botol itu. Apa yang terjadi? Karena temanmu tidak menutup lubang kecil di bagian atas, maka air mengucur.

LHO, KOK BISA?

Air tidak bisa keluar karena di tahan oleh udara di luar botol. Kita tahu udara ada di mana-mana dan menekan ke segala arah dengan tekanan yang besar. Ketika lubang botol di sebelah atas terbuka, maka ada udara yang menekan melalui lubang ini dan membuat air memperoleh bantuan untuk mengalir keluar melalui lubang besar di dinding botol sebelah bawah.

Catatan :

Ini bagian dari buku baru saya yang judul sementaranya "Lho, Kok Bisa?

Senin, 30 Maret 2009

Sebuah Luka di Suatu Lomba Percobaan Sains

Jikalau Anda sempat menyaksikan lomba percobaan sains tingkat SD, baik yang berskala nasional maupun regional, maka boleh jadi Anda akan merasa bungah. Sebentuk Indonesia yang gemilang dan mulia tampak semakin mendekat, tinggal belasan tahun saja jaraknya. Betapa tidak, percobaan-percobaan sains yang disajikan oleh anak-anak yang tak sampai 13 usianya itu, begitu berkualitas. Begitu dewasa.

Semestinya, perasaan yang sama jugalah yang saya rasakan ketika di suatu hari yang cerah menyaksikan lomba percobaan sains tingkat SD. Tetapi tidak. Di antara cukup banyak karya canggih dari anak-anak belia itu, saya malah merasa nyeri. Pemandangan seorang anak yang tergagap-gagap menjelaskan peraga sainsnya yang “terlalu dewasa”, membuat mata saya mengabur. Ya, saya tahu, ada air mata yang mulai menghangat di kedua kelopak mata saya.

Lalu, seorang kawan bercerita bagaimana seorang dewasa memarahi seorang anak peserta lomba, lantaran tak berhasil menjelaskan karyanya kepada dewan juri dengan lancar. Ya, Tuhan. Nyaris tak ada bedanya dengan orang tua yang suka ribut mengarah-arahkan anaknya saat lomba mewarnai gambar. Kita, orang dewasa, berhutang maaf yang besar kepada anak-anak yang diperlakukan seperti itu.

Perhatian saya kemudian terhenti kepada sebuah karya kimia yang menggoda : membuat sejenis gas dari soda kaustik alias soda api atau Natrium Hidroksida. Seorang anak SD memeragakan eksperimen dengan menggunakan bahan sangat berbahaya semacam soda api? Saya tak habis pikir. Apa yang sesungguhnya tengah menimpa atau ditimpakan kepada anak-anak kita?

Seberapa jauhkah sebenarnya intervensi orang dewasa (orang tua atau guru) terhadap karya sains seorang anak SD? Saya tak punya jawabannya. Akan tetapi, merujuk kepada sejumlah pemandangan yang saya amati, intervensi itu dapat saya duga besar. Bahkan di beberapa contoh, sangat besar. Pernah di suatu lomba seorang anak ditanya oleh dewan juri soal siapa yang membantunya membuat peraga sains. Si anak menjawab, “ayah dan pak guru”. Sang juri tersenyum maklum dan lanjut bertanya, “bagian mana dari peraga ini yang kamu buat?” Si anak menjawab jujur, “Tidak ada”.

Pernah saya jumpai pula, intervensi (atau dugaan intervensi) itu terasa membuat seorang anak kelas 2 SD menjadi robot perekam suara orang dewasa. Anak ini, dalam suatu lomba, memeragakan sebuah perangkat elektronik yang dioperasikan dengan menggunakan energi yang berasal dari beberapa buah lemon. Dengan mimik dan suara yang lucu ia menjelaskan, “Energi dari lemon ini bisa membantu Pak Presiden mengatasi krisis energi...” Ya, para penonton yang mendengar berdecak kagum. Sebagian bertepuk tangan. Sebuah pertunjukan yang menyenangkan, memang.

Panggung pertunjukan. Itukah yang sesungguhnya tengah terjadi pada lomba percobaan sains di negeri ini? Saya kuatir begitu. Lomba percobaan sains tampak seperti sebuah proyek orang dewasa untuk segera menyaksikan anak-anak ajaib bermunculan.


Saya berdoa dan berharap sungguh bahwa dugaan-dugaan intervensi itu adalah salah adanya. Bahwa luka yang terasa itu, hanyalah luka yang mengada-ada. Bahwa nyeri itu sekedar ilusi saja.

Akan tetapi, jika benar, maka ini sungguh merisaukan hati. Ia tak ubahnya kontes idola yang hampir setiap hari menari-nari di layar kaca. Kita tak akan memetik apa-apa. Kita tak akan tumbuh menjadi bangsa dengan karakter sains yang kuat. Kita tak bakal berevolusi menjadi bangsa yang inventif.

Padahal jika kita, para orang dewasa ini, bersabar untuk membiarkan anak-anak tumbuh dalam aktivitas sains yang bertahap dan wajar sesuai usia mereka, maka saya yakin kita akan berada di garis depan sains dan teknologi dunia kelak. Kita hanya perlu menyediakan suasana bermain sains yang menyenangkan, yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Kita hanya perlu mendampingi anak-anak untuk secara konsisten menaiki anak-anak tangga dengan kaki yang kokoh. Kita hanya perlu untuk berani menolak keinginan-keinginan instan.

Terakhir, ingin saya ceritakan perjumpaan saya dengan seorang guru di hari perlombaan sains itu. Kala itu Ibu guru tersebut berujar kira-kira begini, “Wah, karya dari sekolah lain canggih dan luar biasa ya. Karya murid-murid saya terlalu sederhana dan tampak kecil.” Menanggapi ujarannya yang beraroma gundah itu saya sampaikan, “Menang kalah tidak penting ibu. Justru ibu dan para murid sudah berada di jalur yang tepat.”

Jumat, 27 Maret 2009

Ekskul Sains di Sekolah

Ekskul sains di sekolah sering identik dengan beaya mahal (kadang keterlaluan) , percobaannya itu-itu saja sehingga membuat siswa akhirnya tak lagi tertantang, tidak berstruktur, dan nyaris tak memberikan pengaruh kepada peningkatan kapabilitas guru. Bertahun-tahun rumah sains ilma memikirkan bagaimana mengatasi itu semua, sehingga meluncurlah program ekskul terbaru kami di tahun ini. Kepada sekolah dan penyelenggara HS yang berminat mendapatkan informasi lebih detail, sila hubungi saya dengan disertai informasi identitas pribadi serta sekolah. Informasikan juga kabar ini kepada kenalan atau kerabat. Boleh jadi bermanfaat bagi mereka

Genie In The Bottle

Genie in the bottle adalah salah satu pertunjukan sains klasik. Walau memang agak tidak mudah mendapatkan bahan-bahannya

1. Cari bekas yang sudah tak terpakai, rusak, lalu ambil bubuk yang ada di dalamnya
2. Siapkan botol plastik bekas minuman ringan ukuran 1,5 atau 2 liter. Ukuran 600 ml juga tidak mengapa. Berdirikan di permukaan yang rata di luar ruangan
3. Masukkan sekitar 50 ml cairan Hidrogen peroksida (H2O2) ke botol
4. Masukkan bubuk baterai ke botol

Apa yang terjadi?
Tidak lama muncul asap yang membumbung keluar botol, seperti sosok jin di dongeng-dongeng. Di sertai panas yang tinggi, ditandai dengan melelehnya botol

Mengapa bisa begitu?
Bubuk baterai adalah mangaan dioksida (MnO2). Zat ini menjadi katalisator bagi reaksi pelepasan oksigen dari hidrogen peroksida, dengan reaksi seperti ini

2 H2O2 ------ H2O + O2 + panas. Gabungan oksigen dan uap air inilah yang tampak sebagai asap yang keluar dari botol

Saksikan tayangannya di Trans TV hari Minggu, 29 Maret 2009 Jam 7.30-8.00 pada program cerita anak

Minggu, 22 Maret 2009

Membakar Gula

1. Letakkan gula bata di atas tatakan logam
2. Cobalah untuk membakarnya. Tak berhasil. Gula hanya meleleh
3. Bakarlah kertas sehingga didapatkan abu yang halus
4. Gosokkan abu di permukaan gula bata, terutama di bagian sudutnya
5. Cobalah untuk membakarnya kembali


APA YANG TERJADI?
Gula bata sekarang berhasil terbakar

MENGAPA?
Gula tidak terbakar jika didekatkan ke api, hanya akan meleleh. Jika kita menggosokkan api ke permukaan gula, barulah gula bisa terbakar oleh api dan menghasilkan nyala berwarna biru. Abu bekerja sebagai katalisator atau pemicu, dan tidak ikut terbakar. Di dalam kimia katalisator adalah bahan yang membantu bahan lain untuk bereaksi, semantara ia sendiri tidak ikut bereaksi. Contoh lain katalisator dalam kehidupan sehari-hari adalah enzim yang mengubah singkong rebus menjadi tape.

Percobaan ini bersama 54 percobaan lainnya dapat dijumpai pada buku terbaru saya yang berjudul "Eksperimen keren dengan bahan di supermarket" yang baru saja diluncurkan beberapa hari lalu. Di dalamnya terdapat juga eksperimen SEMBURAN NAGA yang ditampilkan oleh Profesor Lebay pada tayangan Cerita Anak, TransTV Minggu, 15 Maret 2009 kemarin.



salam, muzi
terima kasih buat sokongan teman-teman saya. buku saya terdahulu hampir habis terjual (tinggal beberapa eksemplar saja), dan sekarang sedang persiapan cetak ulang. mudah2an Indonesia semakin "sains"

Minggu, 15 Maret 2009

Semburan Api Naga

Minggu pagi tadi 15 Maret 2009 adalah penampilan ke 5 dari Profesor Lebay di Cerita Anak TransTV. Sebelumnya saya ngga puas dengan performa si Profesor. Tapi hari ini, lain. Profesor Lebay tampil sangat menawan. Ia memeragakan eksperimen sains semburan api naga, yang sangat mudah tapi spektakuler.

Prinsip percobaan ini adalah menyemburkan bubuk tapioka (atau bubuk organik lain) ke udara yang berada di dekat sumber panas. Akibatnya, butiran-butiran kecil tapioka yang merupakan makanan lezat bagi proses pembakaran bertemu dengan oksigen dan api, dalam satu ketika. Jadinya adalah kobaran api yang dahsyat.

Sebetulnya bukan soal eksperimen itu semata yang membuat Profesor Lebay tampak memesona, melainkan juga pembawaannya yang lebih mengalir, lancar, rileks, dan tentu saja tetap lebay. Kehadiran Tante Jayus yang belum ada di episode sebelumnya juga memperkuat tayangan ini.

Saya tak tahu soal bagaimana rating, bagaimana pula share dari acara ini. Mungkin saja tetap kecil seperti yang lalu-lalu, walau saya sungguh berharap tidak. Sebab, jika rating dan sharenya tiarap, maka tinggal tunggu waktu saja acara ini berhenti tayang. Lalu, semakin berkuranglah tayangan yang ramah keluarga, bernilai edukasi di layar kaca kita.

Ya, ya kita memang masih layak untuk menaruh rasa optimisme. Karena masih ada sejumlah anak muda di stasiun-stasiun televisi itu yang terus mengasah kreativitas untuk menghasilkan tayangan-tayangan yang mendidik, dan juga menghibur serta disukai. Sedikit, saya mengetahui kegundahan mereka. Akan tetapi, mudah-mudahanlah itu merupakan kegundahan yang menguatkan.

Semoga, perjuangan anak-anak muda itu, didukung semua sumber daya yang peduli kepada tayangan televisi yang sehat, berhasil membawa masyarakat kita kepada sebuah tingkatan yang lebih baik. Semakin dekat kepada kemuliaan.

Senin, 09 Maret 2009

Cairan Sensi

Eksperimen cairan sensi ditayangkan di Program Cerita Anak yang ditayangkan pada tanggal 1 Maret 2009. Videonya dapat ditonton di sini : http://www.transanak.co.id/id/nontonyuk.php?id=481

Pada tayangan itu Profesor Lebay memeragakan sebuah cairan biru yang berubah menjadi kuning setelah diledeki habis-habisan. Apakah cairan itu memang benar-benar punya perasaan sehingga berubah warna setelah diledeki? Tentu saja tidak.

Cairan sensi itu berisikan larutan indikator Bromothymolblue (BTB) di dalam larutan yang sedikit basa. Dalam kondisi ini, warnanya biru. Selama diledeki, gas karbondioksida dari nafas yang dihembuskan bereaksi dengan air dan membentuk asam karbonat (H2CO3). Kehadiran asam ini membuat kondisi larutan menjadi sedikit asam dan BTB berubah menjadi kuning.

BTB dapat dibeli di toko-toko kimia yang besar, atau kalau mau lebih mudah klik saja : http://sciencesupershop.com/index.php?main_page=product_info&cPath=68&products_id=188.

Jangan lupa tonton terus cerita anak ya. Pada episode tanggal 15 Maret Profesor Lebay akan membuat semburan naga yang dahsyat.

Senin, 02 Maret 2009

- dan Begitulah Hidup....Gasing Yang Berputar

Gasing sederhana dapat dibuat dengan mudah. Guntinglah karton sehingga membentuk lingkaran, kira-kira berdiameter 2 senti. Lubangi bagian tengahnya dan selipkan potongan tusuk gigi. Selesai.

Putarlah, maka gasing berputar dengan bertumpu pada ujung tusuk gigi. Gesekan antara ujung gasing dengan permukaan lantai atau meja akan memperlambat putaran. Sampai akhirnya gasing dan gravitasi membuatnya rebah.

Benda yang berputar akan mendapatkan gaya keluar yang melawan gaya gravitasi. Namanya gaya sentrifugal. Gaya inilah yang membuat bulan tetap pada garis edarnya dan tak terjerembab ke Bumi.

Begitu pula hidup. Jika Anda dan saya membiarkan gesekan hidup memperlambat putaran maka kita akan berhenti suatu saat nanti. Roboh. Maka bergeraklah terus. Berusahalah terus. Semakin besar gesekan berupa kesulitan-kesulitan, semakin cepat pula kita bergerak. Semakin gencar pikiran dan perasaan negatif yang membuat Anda ingin berhenti, semakin gencar pula Anda menimpalinya dengan rasa berdaya, optimisme, keyakinan, dan doa.

Jumat, 27 Februari 2009

Menyesal Juga Saya

Menyesal juga saya tak cukup meluangkan waktu untuk membaca buku-buku sains yang beredar di Indonesia, khususnya yang terjemahan. Ternyata setelah saya baca-baca beberapa buku itu, saya menjumpai sejumlah kesalahan yang mengganggu, mendasar dan boleh jadi membingungkan. Boleh jadi kesalahan itu merupakan kesalahan terjemahan, boleh jadi juga memang sudah dari aslinya salah.

Satu kesalahan yang baru saja saya temukan sore ini terdapat pada buku 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum Seri Iklim, Uji Coba, Fakta Unik terbitan BIP tahun 2006 (terjemahan dari Korea). Pada halaman 87 dicantumkan eksperimen sains menulis pesan rahasia. Saya kutipkan :

"Tulislah sesuatu dengan cuka atau air lemon di kertas, lalu keringkan. Jika kertas tersebut dipanaskan dengan lampu alkohol, tulisannya perlahan-lahan akan kelihatan. Fenomena ini terjadi karena asam sitrat di dalam cuka dan lemon...."

Ini sangatlah mendasar. Asam pada cuka bukanlah asam sitrat, melainkan asam asetat (acetic acid).

Lalu yang amat sering terjadi (tapi tidaklah separah kesalahan yang saya paparkan terdahulu) adalah hasil terjemahan yang membingungkan. Tak mudah dipahami.

Saya kutipkan dari buku yang sama, halaman 61 (tentang eksperimen mengangkat es dengan benang)

"...Semakin banyak garam yang ditaburkan di atasnya, proses ini menjadi makin cepat. Tetapi bila garam yang ditaburkan hanya sedikit, es akan mencair, namun kekentalan garam menjadi tipis sehingga titik beku kembali naik dan menjadi es kembali. Saat itu, benang juga ikut membeku"

Bisakah ini dimengerti? Bagi saya, tidak.

Ini sedikit contoh saja. Pada buku yang sama, saya masih menemukan beberapa kerancuan dan juga kesalahan ilmiah. Mudah-mudahan para penerbit lebih berhati-hati lagi di dalam menerbitkan buku-buku sains terjemahan ini

Kamis, 26 Februari 2009

Cairan Sensi dan Telapak Tangan Super

Ada 2 keajaiban sebentar lagi. Yang satu tentang sejenis cairan yang memberikan respons ketika diledek. Yang satunya lagi tentang telapak tangan super yang dapat memecah balon hanya dengan menyentuhnya. Mistik atau sihir? Tentu saja tidak. Ini sains.
Ajak anak-anak dan para siswa untuk menyaksikan tayangannya dan menemukannya jawabannya di Cerita Anak Trans TV, minggu 1 Maret 2009 atau 8 Maret 2009 pukul 7.30-8.00. Ayo dukung program televisi yang bernilai edukasi dengan menjadi pemirsa setianya, mengritisinya supaya menjadi lebih baik.

Khusus telapak tangan super. Bagi teman-teman yang sudah pernah ikut workshop sains saya tentu senyum-senyum saja.

Kedua eksperimen ini akan saya postingkan terpisah

Profesor Lebay

Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk secara rutin memberikan ide percobaan sains untuk segmen baru pada program Cerita Anak yang biasa ditayangkan Trans TV setiap minggu, pukul 7.30-8.00 pagi. Tujuannya agar tayangan yang sudah edukatif itu menjadi lebih menarik dan lebih edukatif lagi. Pada segmen ini akan tampil sesosok "ilmuwan" yang berjulukan Profesor Lebay.

Syuting pertama untuk 2 episode berlangsung tanggal 10 Februari 2009 berlokasi di Rumah Sains Ilma, Pamulang. Anak-anak yang tampil sebagai kawan Profesor adalah anak-anak dari dusun di sekitar Rumah Sains Ilma yang sama sekali tak akrab dengan kamera. Tentu saja, kenyataan ini membuat pengambilan gambar berlangsung tidak gampang. Akhirnya, hasilnyapun harus diakui tidak maksimal.

Episode pertama menampilkan eksperimen tentang kelembaman (inersia). Eksperimen ini akan saya postingkan terpisah. Episode kedua menampilkan eksperimen tentang konduktor-isolator listrik.

Saya tidak tahu apakah segmen ini akan mendapatkan respons yang baik. Semoga saja.

Jumat, 06 Februari 2009

Hampir 6 Tahun Yang Lalu

Mei 2003, setelah mendapatkan "sebuah kata ya yang mengandung perih" dari ibu dan istri, saya memutuskan keluar dari posisi saya yang nyaman di sebuah perusahaan makanan untuk memulai "mencangkul sebidang lahan kering", yakni membantu memajukan pembelajaran sains di Indonesia dengan cara yang menyenangkan. Beberapa teman mengatakan saya gila, mengorbankan banyak kenyamanan. Sebagian yang kenal sangat dekat saat di kampus bilang, bahwa saya dari dulu memang begitu. Keras kepala. Keluarga saya terdiam. Istri saya mencoba menentramkan diri atas pilihan saya itu : "kami masih bisa hidup dari gajiku" begitu kira-kira pikirnya.

Yang tidak cukup mereka ketahui adalah bahwa saya tidaklah semata-mata mengikuti dorongan hati. Ada hitung-hitungannya, walau tak pandai saya menjabarkannya dalam sebuah dokumen yang disebut "business plan". Mungkin orang menyangka saya nekad, tetapi tidak. Saya berhitung. Saya menakar berbagai kemungkinan Walau bisa saja hitungan saya salah, takaran saya salah.

Di periode-periode awal, tampaknya perkiraan beberapa pihak bahwa ini sekedar "mainan gilanya muzi" mulai mendapatkan pembenaran. Walau mendapatkan peliputan media yang sangat baik, tak banyak rupiah yang bisa dikumpulkan. Tabungan terus terkuras untuk membiayai operasional

Februari 2006, PT Avon Indonesia, tempat istri saya bekerja, menutup operasinya di Indonesia. Artinya, ia di PHK. Ada kemalangan yang patut disyukuri di sini berupa pesangon yang membuat kami bisa punya cadangan untuk beberapa bulan. Walau kemudian muncul kecemasan baru : tidak ada pemasukan rutin yang cukup yang bisa diharapkan. Berapa lama ini akan terus berlangsung? Ternyata, tak lama.

Keadaan mulai menunjukkan warna-warna yang cerah. Istri saya yang sudah bekerja lagi di sebuah perusahaan wadah plastik ternama, memilih untuk berhenti saja. Sepenuhnya mendampingi saya.

Alhamdulillaah, kami memang mulai menuai sedikit demi sedikit. Jangan bandingkan dengan kehidupan ekonomi kami saat bekerja dulu. Masih jauhlah. Akan tetapi, kami sudah bisa mandiri. Jika dulu kami menempati sebuah ruko kontrakan di pinggir jalan raya pamulang yang bising, bergegas dan berdebu, kini kami menempati sebuah lahan yang cukup luas milik sendiri di sebuah dusun, di pamulang juga. Di situlah tempat kami merawat dan membesarkan cita-cita : sebuah Indonesia yang berbudaya ilmiah, inovatif, kreatif.
----
Kisah ini saya ceritakan untuk berbagi, khususnya kepada teman-teman yang sedang menempuh jalan idealisme dan mulai risau dengan "bahan bakar" yang terus terkuras tanpa ada imbangan yang cukup. Apakah bisa berlanjut?

Setiap orang tentu punya kiat masing-masing untuk terus maju. Kalau kami, cuma punya cara berpikir yang sederhana. Terus menginovasikan ikhtiar dan terus memelihara persangkaan baik kami kepada Ia Yang Maha Berkehendak. Insya Allah apa yang hendak kami tuju berlandaskan hamparan niat baik. Mustahil Ia Yang Maha Baik tak memberikan jalan. Sudah. Itu saja.

Ketika ada cabaran (sebagian orang menamakannya sebagai kesulitan) kami berbaik sangka, bahwa itulah jalan yang sedang Allah sediakan agar kami menjadi lebih kuat. Lalu, kami tinjau kembali ikhtiar-ikhtiar kami. Bergerak lagi, di keesokan hari.

Kisah ini sebenarnya panjang. Liku-likunya banyak. Akan tetapi cukuplah sampai setakat ini saja. Mudah-mudahan ada manfaatnya buat teman-teman, baik yang sedang berjuang di sekolah, homeschooling, lembaga-lembaga, atau di tempat berkiprah yang mana saja. Bahwa jika yang sedang kita upayakan adalah kebaikan, maka tentulah ada jalan yang Ia sediakan. Kita hanya perlu berteguh hati untuk menjalaninya.

Senin, 19 Januari 2009

Penundaan Yang (mudah-mudahan) Menggairahkan

Saya akan mulai dengan permintaan maaf kepada semua teman, kolega, kenalan baru yang sudah memesan buku "Eksperimen Keren dengan Bahan di Supermarket". Penerbitan buku ini tertunda beberapa waktu. Awalnya dikarenakan harga kertas yang tak menentu, akibat krisis global tempo hari. Tetapi kemudian, ada sebab penundaan baru, yaitu keterpesonaan saya pada beberapa temuan baru.

Sembari mempersiapkan buku ini, saya tetap secara berkala mengunjungi supermarket untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Selain itu juga tetap melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium kecil saya di rumah, dan tentu saja berselancar di internet.

Hasilnya saya mendapatkan cukup banyak hasil percobaan baru yang membuat saya tergoda untuk sedikit banyak merombak buku. Eksperimen (yang bagi saya) baru itu, rasanya sayang untuk tidak disertakan di buku ini. Di antaranya eksperimen membuat semburan api yang relatif aman dengan hanya menggunakan bahan-bahan yang super mudah. Lalu saya menemukan permen yang diberi zat pewarna makanan yang cukup jarang digunakan. Zat ini bisa berubah-ubah warnanya. Masih ada beberapa lagi yang mencengangkan.

Mudah-mudahan penundaan ini akan menghasilkan karya yang lebih baik. Untuk Anda semua yang telah mengambil peran aktif di dalam membudayakan sains di negeri ini.

Semua yang telah mengonfirmasikan pesanan sudah tercatat untuk mendapatkan diskon 50 % dan hadiah berupa rattle magnet seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya.

Senin, 12 Januari 2009

Tantangan Bagi Jiwa Muda

Hingga hari ini, ribuan anak bermain dan bersenang-senang dengan sains di banyak sekolah. Menjadi bibit yang tumbuh subur untuk kelak menjadi generasi Indonesia yang kreatif, inovatif dan inventif. Tapi, masih ada jutaan anak yang belum menikmati serunya sains. Cakrawala ilma, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembelajaran sains yang menyenangkan dengan jangkauan terluas di Indonesia, bertekad untuk merangkul semua anak Indonesia dalam sebuah rumah sains yang hangat, inspiratif dan menyenangkan. Untuk mewujudkan tekad besar itu kami mencari sosok pribadi yang menyukai tantangan, imajinatif, menyenangi dunia anak, ceria dan tangguh.

1.Fasilitator Sains (Fisika, Kimia, Biologi – 5 orang)
Untuk posisi ini Anda harus berusia di bawah 28 tahun, sarjana MIPA atau jurusan IPA lainnya, mempunyai kapasitas yang besar untuk menyerap pengetahuan yang luas dan berkemampuan nalar yang kuat, serta pembelajar yang cepat dan akurat. Anda bertugas memfasilitasi anak-anak bermain sains, menyediakan alat dan bahan eksperimen, menemukan eksperimen-eksperimen baru dan memodifikasi eksperimen-eksperimen lama. Seringkali Anda harus bekerja dengan inisiatif sendiri, dan dengan tenggat yang ketat.

2.Sales and Marketing Executive (2 orang)
Untuk posisi ini Anda harus berusia di bawah 28 tahun, sarjana dari semua jurusan, mempunyai semangat besar untuk mencapai target yang tinggi, dapat dipercaya dan bertanggung jawab, serta mempunyai mobilitas yang tinggi. Tugas Anda adalah seperti anak panah yang melesat menancapkan manfaat ilma ke segala penjuru, membangun kerjasama mutualistis dengan sekolah, perusahaan swasta, lembaga, organisasi masyarakat dan konsumen umum. Anda haruslah perencana yang efektif dan efisien, sekaligus eksekutor yang cekatan dan luwes. Kecerdasan untuk berpikir lateral merupakan nilai tambah yang amat dipertimbangkan

Kirimkan segera CV Anda melalui e-mail ke eva.nurnisya@yahoo.com.sg

Sabtu, 10 Januari 2009

Apakah Ada Logam Yang Terapung Di Air?

Umumnya kita mengira bahwa logam adalah unsur yang berat. Jadi, pastilah tenggelam di air. Kebanyakan logam memang begitu. Akan tetapi, ada 3 jenis logam yang terapung di air.
Yang pertama adalah Natrium. Massa jenis logam ini adalah 0,97 g/ml. Lebih kecil dari massa jenis air yang besarnya 1 g/ml.
Yang kedua adalah Kalium. Logam ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil daripada Natrium, yaitu 0,87 g/ml. Ini berarti Kalium juga terapung di atas minyak goreng yang mempunyai massa jenis sekitar 0,92 g/ml.
Yang terakhir, yang memegang rekor sebagai logam paling ringan sejagad raya adalah Lithium. Logam ini mempunyai massa jenis 0,53 g/ml.
Pada tabel periodik unsur-unsur kimia, ketiga logam tersebut berada pada golongan IA. Logam yang berada pada golongan ini dikenal juga dengan sebutan logam alkali. Kesemua logam alkali sangat mudah bereaksi. Jadi, tidak mudah menemukan mereka dalam keadaan bebas.

Rabu, 07 Januari 2009

Suatu Hari Nanti...

Suatu hari nanti saya ingin menulis buku percobaan sains lokal yang bahan-bahannya berasal dari sumber yang mudah diperoleh di masing-masing daerah. Di dalam buku itu disertakan pula kegiatan membuat mainan tradisional beserta penjelasan tentang prinsip sainsnya. Jadi, nantinya akan ada buku percobaan sains Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Tapanuli, Minang, dan bagian Sumatera lainnya, Banten, Jakarta, Sunda, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, seluruh Sulawesi, Bali, seluruh bagian Nusa Tenggara Barat dan Timur, seluruh bagian Maluku dan Maluku Utara, seluruh wilayah Papua. Semua bagian Indonesia.

Misalkan di Kepulauan Riau ada percobaan sains dengan menggunakan buah kemunting, di Jawa Tengah percobaan dengan menggunakan buah duwet (juwet) dan di Jakarta percobaan dengan menggunakan kembang teleng. Di gunung kidul anak-anak bisa bereksperimen sains dengan menggunakan batu kapur, misalkan. Sebagian bahan yang lain, tentulah masih berasal dari peradaban modern semisal gelas dan botol plastik. Akan tetapi, kekayaan dan kekhasan lokal tetap akan menjadi yang utama. Dengan begitu, percobaan sains benar-benar menjadi sebentuk sosok yang akrab. Percobaan sains akan dapat dinikmati dan dilakukan oleh seluruh anak Indonesia, karena bahannya mudah dan murah, dekat dengan keseharian anak-anak. Merekapun akan tetap mengenal dan bangga akan kekayaan lokal masing-masing daerah.

Kawan-kawan, Bapak dan Ibu guru, mohon sokongan. Bagi yang berminat dan bersemangat, mari bergabung untuk mengerjakan proyek ini. Tahap awal adalah percobaan sains untuk tingkat SD. Sila emailkan kesediaan Bapak dan Ibu. Mudah-mudahan ada Bapak atau Ibu Pejabat di Diknas yang berminat. Kalaupun tidak, tak mengapa. Jalan terus. Soal ditolak Diknas, saya udah pengalamanlah. Mungkin saya tidak bertemu orang yang tepat saja.