RUMAH SAINS ILMA

Jalan TPU Parakan No. 148
Pamulang - Tangerang Selatan
Banten
Telp. 021-32042545


- akan tiba saatnya berpikir ilmiah menjadi budaya bangsa ini

Petuah Minggu Ini :

"Obat penawar terbaik dari segala jenis kegagalan adalah : coba lagi"

- tak ingat, siapa yang pertama kali menyampaikan petuah ini

Minggu, 02 November 2008

kak Muzi...

Boleh jadi tidak elok memulai sebuah blog dengan entri narsis begini. Mudah-mudahan bisa dimaafkan. Saya ingin mengurai identitas dengan lebih gamblang.

Salah saya sehingga soal panggilan ini menjadi begitu beragam. Di kalangan keluarga dan sahabat-sahabat lama saya dipanggil bangcok. Ucok adalah panggilan kecil saya, diberikan oleh orangtua karena saya anak lelaki pertama. Nama itu masih dipakai, dan menjadi sebuah panggilan yang membuat saya merasa seperti di dalam rumah yang hangat. Istri saya memanggil saya dengan sebutan itu pula.

Di kelompok sahabat-sahabat yang lebih baru, saya lalu berubah menjadi bang Muzi. Bagi saya, abang adalah sebuah simbol kedekatan. Saya menyukai panggilan ini.

Kali pertama saya memulai klub sains di 2003, sebagian besar anggota klub adalah anak-anak tetangga dan teman-teman dari anak-anak saya. Mereka terbiasa memanggil saya Om. Maka jadilah saya Om Muzi. Panggilan yang masih dipakai di klub sains kami di Pamulang.

Di kegiatan sains di sekolah-sekolah, boleh jadi karena keformalannya, para siswa memanggil saya Pak Muzi. Saya biarkan saja.

Ketika saya muncul secara hampir reguler di acara televisi yang namanya Main, Yuk dan Ayo, Main (tahun 2006-2007) kepada saya disandangkan sebuah panggilan baru : kak Muzi. Nama inilah yang kemudian lebih sering dipakai saat saya berdiskusi dengan teman-teman dari penerbit, dengan media, atau saat memberikan pelatihan-pelatihan di tempat-tempat baru (mereka yang mengenal saya karena acara televisi itu).

Baiklah, dalam konteks Indonesia dan sains saya memilih panggilan kak Muzi. Walau, saya berdoa keras agar komunitas-komunitas saya yang lama tetap memanggil saya dengan panggilan yang biasa mereka pakai. Saya tidak tahu apa Kak Seto juga mengalami hal ini...

Tidak ada komentar: